Beda.


Bermula dari sebuah forum, perkenalan itu terjadi. Awalnya tak pernah terbayangkan akan terjadi seperti ini. Semua datang tiba-tiba tanpa permisi, datang karena kebiasaan yang kita buat setiap harinya, berkabar. Ya, berkabar. Itu yang kita lakukan setiap harinya selama beberapa hari sebelum hari itu tiba. Ku pikir perkenalan ini hanya berujung pertemanan yang biasa saja. Tapi ternyata tidak, dia yang membuatku tak tertarik diawal perkenalan nyatanya mulai membuat diriku tertarik dengan kepintaran dan wawasannya.

Satu alasan lainnya yang buatku tak tertarik padanya diawal perkenalan, suku dan tempat rumah ibadah. Suku kita berbeda begitupun dengan tempat rumah ibadah kita.
Apa Tuhan menakdirkan ini terjadi, agar bisa melihat seberapa pentingkah diri-Nya dibanding dengan orang yang membuatku tertarik?

Hampir satu tahun hubungan ini berjalan, hubungan terlama selama masa percintaanku. Ya, aku bukan orang yang pintar mempertahankan sebuah hubungan. Tentunya hubungan yang sekiranya sudah tak pantas diperjuangkan.

Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk menyembunyikan hubungan ini kepada semua orang. Aku tak ingin orang berpikir negatif tentangku, termasuk tentangnya. Hubungan yang selalu dibayangi rasa bersalah. Selama itu pula aku menyembunyikan kesalahanku pada orang-orang yang aku sayangi dirumah.



Mungkin mereka berpikir, perbedaan ini kita yang buat semua. Tapi aku merasa ini semua adalah takdir-Nya. Takdir yang sudah ditentukan untuk kita. Perbedaan yang merubah segalanya, perbedaan yang membuat airmata ini tak terbendung. Meratapi semua yang terjadi. Meratapi bukan menyesali. Aku tak pernah menyesal mengenalnya, dia yang membuat diriku jauh lebih baik sebelum aku mengenalnya. Dia yang membuatku berpikir untuk lebih dekat dengan Tuhan.  Kita hanya butuh waktu, sampai salah satu diantara kita lelah dengan apa yang kita jalani selama ini.



Ya Tuhan,
Beri kami waktu untuk bisa merubah segalanya kembali normal.




Kala itu, hubungan menunjukan bahwa kita sudah mulai lelah dengan semua ini. Berbagai masalah seakan menghampiri kita, mulai dari hal kecil hingga besar kita perdebatkan.
Mungkin dengan cara ini Tuhan menegur aku dan dia, agar kita lekas mencari keputusan mana yang akan kita lakukan kedepannya. Dengan segenap keberatan hati dan pikiran ini, aku memutuskan untuk mengakhiri segalanya. Dengannya.

Terimakasih Ya Allah atas nikmat yang telah engkau berikan kepada hamba, atas kesempatan yang engkau sisihkan untuk hamba bisa menjalani hubungan dengannya, serta teguran yang telah engkau siapkan untuk kami.

Dan pada akhirnya aku memilih-Mu.




_Hamba-Mu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gue dan sekitarnya.

Tanpa Judul.

Penat